![]() |
Pantai Watu Ulo, Dokumen Pribadi andihidayat.com |
Pantai Selatan alias laut kidul, begitu orang sering menyebut pantai yang lokasinya di selatan Pulau Jawa, berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia. Semua pantai yang ada di selatan syarat dengan kisah dan fenomena mistis di masyarakat. Yang paling menggema sejak dulu adalah cerita tentang sang Ratu Kidul yang kerajaannya berada di Pantai Selatan. Kira-kira begitulah yang saya tahu sejak kecil, namanya juga legenda (cerita rakyat) banyak yang tak masuk akal dan beraroma mistis.
Salah satu pantai yang tak jauh dari rumah saya, di pinggiran Kabupaten Jember, tepatnya di desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu yaitu Pantai Watu Ulo. Sejak kecil Bapak dan Ibu sangat sering mengajak saya, kakak dan adik saya kesini. Lebih banyak di waktu pagi, menikmati matahari terbit dan udara segar yang menentramkan hati.
Kenapa disebut Pantai Watu Ulo?. Mungkin sobat pembaca ada yang bertanya seperti itu. Watu Ulo berasal dari Bahasa Jawa, Watu berarti Batu, Ulo berarti Ular, Batu Ular. Masih Penasaran kenapa dinamai Watu Ulo? memang di Pantai ini ada batu yang besar dan panjang, sangat mirip bentuk seekor ular. Ini foto yang saya ambil sendiri.
Watu Ulo, Batu Berbentuk Ular, Dokumen Pribadi andihidayat.com |
Watu Ulo, Ambulu Jember. Dokumen Pribadi andihidayat.com |
Konon, menurut masyarakat disini dan cerita yang saya dengar dari mbah-mbah saya dulu. (mbah : kakek/nenek). Pada zaman dahulu, Pantai ini dikuasai seekor ular yang sangat besar bernama Nogo Rojo, Ular raksasa ini memakan semua hewan yang ada di sekitar wilayah ini sehingga masyarakat kelaparan karena kekurangan makanan.
Dikisahkan, di daerah ini ada dua orang pemuda yang bersaudara, mereka bernama Raden Said dan Raden Mursodo, anak angkat dari Aki dan Nini Sambi yang sudah sangat tua. entah benar atau tidak, Raden Said ini dipercaya masyarakat sekitar nantinya sebagai salah satu Wali Songo yaitu Sunan Kalijaga.
Suatu hari dua pemuda ini memancing di sekitar pantai ini, karena semua binatang sudah dimakan Nogo Rojo lama sekali mereka memancing tanpa mendapat ikan, hingga ketika mereka hampir putus asa, Tiba-tiba pancing Raden Mursodo dimakan ikan dan dia berhasil mengait ikan itu, yang selanjutnya disebut Ikan Mina. dari mana penamaannya saya juga tidak tahu, sudah disimak dulu aja ya.
ternyata, Ikan ini dapat berbicara (bayangkan saja seperti ikan di film Finding Nemo). Ikan Mina ini meminta untuk dilepaskan karena tidak mau dijadikan makanan, sebagai gantinya Ikan Mina memberikan sisiknya yang bisa berubah menjadi emas untuk kedua pemuda tadi Raden Said dan Raden Mursodo. Raden Mursodo pun setuju dan melepaskan Ikan Mina kembali ke laut.
Tak lama setelah Ikan itu dilepaskan oleh Raden Mursodo, muncul Nogo Rojo yang langsung menyambar dan melahap Ikan Mina. Melihat kejadian itu mereka geram dan langsung menyerang Nogo Rojo, terjadi pertarungan sengit antara Raden Said dan Raden Mursodo melawan Nogo Rojo. Singkat cerita, Raden Said dan Raden Mursodo mampu mengalahkan Ular Raksasa itu dan membelahnya menjadi tiga bagian yaitu kepala, tubuh dan ekornya.
Mereka melemparkan kepala ular raksasa itu kearah timur dan jatuh di Grajakan Banyuwangi, sedangkan ekornya dilemparkan ke barat dan jatuh di Pacitan. dan Tubuh Nogo Rojo inilah yang berada di Pantai Watu Ulo Ambulu, Jember Ini. begitulah kisahnya.
Jelas cerita ini belum ada yang membuktikan secara ilmiah, tapi adanya mitos menambah keunikan tersendiri di Pantai ini. Cerita yang diwariskan turun temurun ini memang salah satu Tradisi Lisan masyarakat Indonesia yang kita kenal sebagai Legenda atau Cerita Rakyat dan menambah kekayaan budaya asli Indonesia.
Kegiatan Liburan, Bersepeda Ke Pantai Watu Ulo |